Kumpulan Kata Bijak Terbaik Dari Kang Maman Di Acara ILK Trans 7
Kumpulan Kata Bijak Terbaik
Dari Kang Maman Di Acara ILK Trans 7
ILK. Merupakan suatu Acara
Yang Gendre Diskusi Komedi yang saat ini sangat membantu masyarakat di
Indonesia untuk mencari Hiburan Terbaik dan tentunya Fress
Beda dari yang lain :D . Acara ILK Trans 7 ini dibintangi oleh Komedian-komedian
Lucu, Seperti : Akang Komeng Sebagai Komentator, Cak Lontong, Fitro (Fitri
Tropika), Kang Maman Sebagai Notulen, Okky Lukman dan Lain-lainnya.
Acara ILK ini diakhir
segmennya selalu membacakan Kesimpulan-kesimpulan Bijak yang disampaikan
oleh Kang Maman yaitu sebagai Notulen, Dan untuk itu Artikel ini akan
Kita sajikan Kata Kata Bijak Kang Maman dalam Acara ILK Trans 7, Semoga
ini menjadi sumber Inspirasi Sobat :)
Kata Bijak Kang Maman Notulen ILK Trans 7 Terbaik
Seperti yang dikatakan Cak Lontong dan Mbak Rossi, “Siapa yang
bilang di dalam rumah tangga perempuan tidak punya nilai bahkan nilai
ekonomis?”
Selain itu, Kang Maman juga mengutip puisi Wiji Thukul yang sangat
menarik:
Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah, tetapi menangis ketika aku
susah
Ibu tak bisa memejamkan mata bila adikku tidak bisa tidur karena lapar
Ibu akan marah besar bila kami merebut jatah makan yang bukan hak kami
Ibuku memberi pelajaran keadilan dengan kasih sayang, ketabahan
Ibuku mengubah rasa sayur murah menjadi sedap
Ibu menangir ketika aku mendapat susah, ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda, Ibu menangis ketika adikku
keluar penjara
Ibu adalah hati yang rela menerima, selalu disakiti oleh anak-anaknya,
penuh maaf dan ampun
Kasih sayang ibu adalah kilau sinar kegaiban Tuhan, membangkitkan haru
insan dengan kebajikan
Ibu mengenalkan aku kepada Tuhan
Contohnya
saja ketika lelaki yang memiliki nama asli Maman Suherman itu membacakan
kutipan tentang kehebatan Cut Nyak Dhien dan puisi Wiji Thukul tentang ibu
tepat pada Hari Kartini, bulan April silam. Kecintaan dan rasa bangga saya
terhadap Cut Nyak Dhien semakin menggebu ketika mendengar Kang Maman mengungkapkan
tentang keberanian dan semangat pantang menyerahnya. Lalu tanpa saya sadari,
air mata ini mengalir ketika ia membacakan puisi Wiji Thukul tentang Ibu.
Betapa hebatnya seorang ibu, sungguh saya tidak akan menjadi Liza yang sekarang
tanpa ibu saya.
Sama seperti
Cak Lontong, saya juga baru mengenal Kang Maman pada acara ILK. Sebelumnya,
saya tidak tahu sama sekali kalau lelaki lulusan Jurusan Kriminologi FISP- UI
ini adalah seorang wartawan senior yang menjadi pemimpin redaksi pada salah
satu media Kelompok Kompas-Gramedia pada tahun 1998-2003. Selain sebagai
jurnalis senior, ia juga pernah menuliskan beberapa buku seperti Matahati, Bokis I: Kisah
Gelap Dunia Seleb, Bokis
2: Potret Para Pesohor, Dari Yang Getir Sampai Yang Kotor’, dan beliau
juga baru-baru ini meluncurkan novel berjudul: Re.
Dan yang
membuat saya terbelalak ketika membaca profil Kang Maman adalah bahwa laki-laki
yang juga aktif menulis di Kompasiana ini merupakan salah satu penggagas acara
Panasonic Gobel Award, mentor “Stand Up
Comedy Indonesia” di Kompas
TV dan konseptor acara Indonesia
Lawak KLub (ILK).
Wah,
ternyata Kang Maman sudah seterkenal
itu ya? Tapi saya baru mengenalnya di ILK.
Eits, meskipun sudah terkenal, ternyata Kang Maman adalah sosok yang low
profile. Ia tidak pernah menciptakan jarak dengan penonton setia ILK yang memberikan kritik dan saran terhadap acara yang ia
konsepkan itu. Bahkan, setiap kali ada yang memention beliau lewat akun twitternya @maman1965, dengan ramahnya ia membalas tweet tersebut. Engga
percaya? Buktikan saja sendiri .
Semoga Kang Maman tetap seperti Kang Maman yang sekarang dan acara ILK
semakin menarik dengan konsep-konsep ciamik yang Anda tawarkan. Begitu pula
dengan kesimpulan yang Anda bacakan, semoga semakin membuat kami, para penonton
setia ILK, tidak hanya mendapatkan hiburan saja, tetapi juga mampu merenung
dengan fenomena yang ada.
Kunjungi Situs Kata Bijak Berikut ini ia Sobat :)
keren gan
ReplyDeletebaca juga http://ommingcoyg.blogspot.co.id/2014/06/kumpulan-kata-kata-indah-kang-maman.html